2 Korintus 12:9
"Tetapi jawab Tuhan kepadaku: "Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna."
Pernahkah anda membayangkan bagaimana mungkin menghidupi keluarga hanya dengan penghasilan Rp 250 ribu dalam tiga bulan terakhir? Itulah yang sedang saya alami belakangan ini. Kampus dimana saya biasanya mengajar kolaps karena manajemen yang buruk sehingga saya pun berpindah ke tempat lain. Sebagai orang yang baru saya tentu harus memulai lagi dari awal dan masih belum mendapat banyak kesempatan untuk mengajar. Pendapatan hanya sebanyak itu selama tiga bulan tentu saja terlihat mengerikan. Tetapi percayakah anda bahwa Tuhan ternyata tidak membiarkan kami berkekurangan? Entah dari mana saja pertolongan Tuhan datang, dan nyatanya kami sama sekali tidak menderita meski secara logika seharusnya saya dan keluarga bakal morat marit dengan kenyataan yang ada. Tuhan sanggup melakukan banyak hal diluar logika. KekuasaanNya tak terbatas. Dan yang satu hal yang jelas, dalam situasi seperti ini saya dan keluarga melihat langsung bagaimana Tuhan menepati janji-janjiNya. Dalam keadaan seperti sekarang justru saya mendapat kesempatan langsung untuk melihat bagaimana Tuhan bekerja dengan ajaib. Ditengah kesulitan, dalam kelemahan, kuasa Tuhan justru menjadi sempurna.
Paulus mengalami situasi yang juga sulit dalam pergerakan pelayanannya. Tidak tanggung-tanggung, ia menyatakan bahwa ia seperti "diberi suatu duri di dalam dagingku, yaitu seorang utusan iblis untuk menggocoh aku.." (2 Korintus 12:7). Adilkah jika itu harus dialami oleh Paulus ketika ia justru sedang bergerak mewartakan berita keselamatan lewat Kristus ke seluruh dunia? Logika kita akan berkata tidak. Mungkin jika kita ditempatkan pada posisinya, maka kita akan bersungut-sungut, kecewa atau mempertanyakan keadilan Tuhan, bahkan mungkin meragukan eksistensi Tuhan. Tetapi lihatlah bahwa Paulus tidak merasa seperti itu. Ayat selanjutnya berkata: "Tetapi jawab Tuhan kepadaku: "Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna." Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku." (ay 8). Justru ditengah kesulitan dan kelemahannya itulah Paulus malah mendapat kesempatan untuk menyaksikan bagaimana kuasa Tuhan disempurnakan. Oleh sebab itu Paulus bisa berkata: "Sebab jika aku lemah, maka aku kuat." (ay 10). Saya yakin ditengah kesulitan atau penderitaan yang tengah ia alami, ia mengalami dan menyaksikan banyak hal yang menyatakan besarnya kuasa Tuhan. Saya sering berkata bahwa kesulitan merupakan kesempatan bagi kita untuk belajar sesuatu yang baru sekaligus merupakan kesempatan emas pula untuk menyaksikan keajaiban Tuhan. Paulus merasakan hal itu, dan hari-hari ini saya pun mengalami sendiri semua itu dalam kehidupan saya.
Tetap bersukacita dan sama sekali tidak berkekurangan meski dengan penghasilan sekecil itu. Bagaimana mungkin? Seorang teman bertanya seperti itu kepada saya, dan saya pun menjawab, "mengapa tidak?" Bukankah Tuhan yang kita sembah jauh lebih besar dari masalah sebesar apapun? Jika Dia ada bersama kita, mengapa kita harus takut? Apapun hal yang terlihat menakutkan atau mengkhawatirkan yang tengah kita hadapi di dunia ini, itu sama sekali tidak bisa melewati besarnya kekuasaan Allah dan kemampuanNya dalam memberkati anak-anakNya. Sama sekali tidak. Iman saya terus berpegang pada janji-janji Tuhan, saya tidak perlu merasa takut, kecewa atau perasaan-perasaan negatif lainnya, saya hanya terus berbuat yang terbaik tanpa banyak tanya. Saya memilih untuk mempercayakan seluruh hidup saya dan keluarga ke dalam tanganNya, membiarkan semua terjadi sesuai kehendakNya. Nyatanya, Tuhan memang memelihara secara luar biasa. Bukan hanya saya, tetapi orang-orang disekitar sayapun menyaksikan sendiri bagaimana saya dan istri tetap bergembira dan hidup normal meski dalam situasi yang bagi mereka sudah terlihat menakutkan. Biarlah itu semua menjadi sebuah kesaksian tersendiri akan kebaikan Tuhan.
Tuhan sudah berjanji, "TUHAN itu penopang bagi semua orang yang jatuh dan penegak bagi semua orang yang tertunduk. Mata sekalian orang menantikan Engkau, dan Engkaupun memberi mereka makanan pada waktunya; Engkau yang membuka tangan-Mu dan yang berkenan mengenyangkan segala yang hidup." (Mazmur 145:14-16). Semua ini nyata betul kebenarannya. Tuhan juga berjanji: "Takutlah akan TUHAN, hai orang-orang-Nya yang kudus, sebab tidak berkekurangan orang yang takut akan Dia!" (Mazmur 34:10). Janji-janji yang luar biasa bukan? Pegang janji itu, maka dalam situasi seperti apapun anda akan bisa memperoleh sebuah kesimpulan seperti apa kata Daud: "TUHAN itu baik kepada semua orang, dan penuh rahmat terhadap segala yang dijadikan-Nya." (Mazmur 145:9). Bahkan dalam situasi sulitpun kita akan bisa merasakannya apabila kita hidup takut akan Tuhan seperti yang tertulis dalam Mazmur diatas. Mengapa? Karena Tuhan tetap memelihara kita dan menjanjikan kita untuk tetap tidak berkekurangan dalam kondisi apapun.
Ketika hidup tengah sulit, itu saatnya untuk belajar sesuatu yang baru dan mengalami langsung bagaimana hebatnya kuasa Tuhan sanggup mengatasi segala batas-batas logika manusia. Di saat kita meregang dalam keterbatasan kemampuan kita, ketika kita sampai pada situasi yang membuat kelemahan kita terasa nyata, disanalah kuasa Tuhan justru menjadi sempurna. Saya belum tahu kapan kondisi finansial saya akan pulih lagi, tetapi saya tidak perlu takut dan kehilangan sukacita. Tidak, sama sekali tidak. Sebab disaat inilah saya benar merasakan bagaimana kuasa Tuhan itu disempurnakan. Saya akan terus berjalan, memuji dan menyembahNya, memenuhi hidup dengan ucapan syukur, dan terus berbuat yang terbaik dalam setiap langkah. Lord, I'm excited to see how Your strength and power are made perfect, fulfilled and completed.
Justru dalam kelemahanlah kuasaNya menjadi sempurna, oleh sebab itu jika aku lemah, maka aku kuat
0 komentar:
Posting Komentar